:: KRT TAMAN SEPADU ADALAH DI BAWAH JABATAN PERPADUAN NEGARA DAN INTEGRASI NASIONAL TERLETAK DI TASEK GELUGOR, PULAU PINANG ::
-"Ramadhan Diinsafi", "Merdeka diHayati"-
"Stiker Kenderaan Taman Sepadu dibuka untuk jualan, Tel:019-4484996 Kereta (RM5) Motosikal (RM3)"

Jumaat, 1 April 2011

KEKUATAN DOA


Allah S.W.T berfirman,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ (البقرة: 186)

“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku memakbulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepadaKu.” (Al-Baqarah: 186).

Dan Allah S.W.T berfirman,

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

“Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.”
(Al-Mukmin: 60).

Diriwayatkan dalam kitab at-Tirmidzi dari Ubadah bin ash-Shamit R.A, bahwa Rasulullah S.A.W bersabda,

مَا عَلَى وَجْهِ اْلأَرْضِ مُسْلِمٌ يَدْعُو اللهَ بِدَعْوَةٍ، إِلاَّ آتَاهُ اللهُ إِيَّاهَا، أَوْ صَرَفَ عَنْهُ مِنَ السُّوْءِ مِثْلَهَا، مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيْعَةِ رَحِمٍ. فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ: إِذًا نُكْثِرُ؟ قَالَ: اللهُ أَكْثَرُ

“Tidaklah seorang Muslim di muka bumi ini yang berdoa kepada Allah dengan sebuah doa melainkan Allah pasti memakbulkan permintaannya, atau Allah menyingkirkan keburukan darinya (sebagai gantinya) dengan sebesar permintaannya (dari segi kualiti dan kuantiti), selama dia tidak berdoa untuk suatu perbuatan dosa atau minta untuk memutuskan silaturrahim’. Maka seorang laki-laki dari suatu kaum berkata, ‘Kalau begitu kami akan memperbanyak (doa)’. Nabi menjawab, ‘Allah (memiliki pemberian) lebih banyak (daripada permintaanmu) ~Abundance~’.”

Takhrij Hadits: Hasan Shahih. Diriwayatkan oleh Ahmad 5/329; at-Tirmidzi, Kitab ad-Da’awat, Bab Fi Intizhar al-Faraj, 5/566, no. 3573; Abu Nu’aim dalam Hilyah al-Auliya`5/137; al-Baihaqi dalam asy-Syu’ab, no. 1131; al-Baghawi, no. 1387: dari jalur Muhammad bin Yusuf, Ibnu Tsauban menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Makhul, dari Jubair bin Nufair, dari Ubadah dengan hadits tersebut.
Abu Nu’aim berkata, “Zaid bin Waqid dan Hisyam bin al-Ghaz meriwayatkannya dari Makhul semisalnya”. Saya berkata, “Ath-Thabrani meriwayatkan mutaba’ah ini dalam al-Mu’jam al-Ausath, no. 147, dan juga dalam ad-Du’a`, no. 86 dari jalur Maslamah bin Ali dari keduanya. Maslamah ini adalah seorang yang matruk (ditinggalkan) maka mutaba’ahnya tidak bernilai sedikit pun. Al-Baghawi mengatakan hadits tersebut, “Hadits hasan gharib”. Saya berkata, “Disebabkan oleh Ibnu Tsauban maka di dalamnya terdapat pembicaraan, tapi ia tidak turun dari derajat hasan. At-Tirmidzi berkata, dan kemudian disepakati oleh an-Nawawi dan al-Albani, “Hadits hasan shahih”. Saya berkata, “Hasan shahih dengan syahidnya berikutnya.”
At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih.”

Dan diriwayatkan oleh al-Hakim Abu Abdillah dalam al-Mustadrak ‘Ala ash-Shahihain dari riwayat Abu Sa’id al-Khudri, dan dia menambahkan di dalamnya,

أَوْ يَدَّخِرَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلَهَا.

“….atau Dia menyimpankan pahala semisal untuknya.”

Takhrij Hadits: Shahih. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, no. 29161; Ahmad 3/18; Abu Ya’la, no. 1019; al-Hakim 1/493; al-Baihaqi dalam asy-Syu’ab, no. 1128 dan 1130: dari beberapa jalur, dari Ali bin Ali ar-Rifa’i, dari Abu al-Mutawakkil an-Naji, dari Abu Sa’id al-Khudri dengan hadits tersebut.Sanad ini hasan disebabkan oleh ar-Rifa’i, pada dirinya terdapat pembicaraan, tapi haditsnya tidak turun dari derajat hasan. Hadits tersebut telah dimutaba’ah, maka ath-Thabrani telah meriwayatkannya dalam al-Mu’jam ash-Shaghir, no. 1025: dari jalur Sa’id bin Basyir, dari Qatadah, dari Abu al-Mutawakkil. Dan Sa’id adalah seorang yang dhaif, apalagi haditsnya dari Qatadah. Al-Baihaqi meriwayatkannya dalam asy-Syu’ab, no. 1129: dari jalur Sulaiman at-Taimi, dari Abu ash-Shiddiq an-Naji, dari Abu Sa’id. Dan yang zahir bahwa dia tidak terjaga sebagaimana yang dikatakan oleh al-Baihaqi. Akan tetapi hadits tersebut shahih dengan terkumpulnya jalur-jalur ini. Al-Hakim dan al-Albani menshahih-kannya. Al-Mundziri dan al-Haitsami menguatkannya.

Bersabar dan Tenang / Feel good


Diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Abu Hurairah R.A, dari Nabi S.A.W, baginda bersabda,

يُسْتَجَابُ لأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ فَيَقُوْلَ: قَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي.

“Doa akan dimakbulkan untuk setiap dari kamu selagi kamu tidak tergesa-gesa (minta dimakbulkan) yang mana yang berdoa itu bertanya-tanya, ‘Saya telah berdoa, tapi mengapa masih belum dimakbulkan untukku’.” -(Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab ad-Da’awat, Bab Yustajabu li al-’Abdi Ma Lam Ya’jal, 11/140, no. 6340; dan Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab Yustajabu li ad-Da’i Ma Lam Ya’jal, 4/2095, no. 2735.)




Doa senjata orang mukmin. Pelbagai cara orang menadah tangan ketika berdoa.Kaedah yang baik dan tampak sopan ketika bermunajat dengan allah SWT adalah lambang kesungguhan, lambang penuh pengharapan kita kepada Khalik.

Pada tapak tangan kita ada banyak lambang kebesaran dan kemuliaan Allah SWT termasuk 99 nama Allah.
Kita akan nampak urat tangan kanan dan kiri bercantum seakan membentuk sampan. Apabila urat tangan itu bertemu ia akan menjadi hufur ba. Titik ba letak di hati kita. Kedudukannya rendah dari tangan yang kita tadah. Setiap huruf hijaiah di dalam Al-Quran Allah perintahkan satu malaikat menjaganya.Maka malaikat yang menjaga hufur ba bernama Har Hayaail. Malaikat ini akan mengangkat doa kita terus mengadap Allah SWT tanpa sebarang perantara. Oleh itu berdoalah bersungguh-sungguh dengan penuh pengharapan .

Mencari keberkatan doa

Doa senjata orang mukmin. Berikut ada panduan tata cara berdoa iaitu:

1) Angkat tangan ke paras dada

2) Rapatkan kedua-dua belah tapak tangan


3) Apabila urat tangan bertemu ia akan menjadi seperti huruf ba. Titik ba terletak di hati kita. Kedudukannya rendah dari tangan yg kita tadah. Setiap huruh hijaiah didalam al quran ada malaikat yang menjaganya. Huruf ba dijaga oleh malaikat bernama har hayaail. Malaikat ini akan mengangkat doa kita terus menghadap Allah tanpa sebarang perantara. Oleh itu berdoa bersungguh-sungguh dengan penuh pengharapan.

4) Duduklah dalam keadaan sopan seperti duduk iftirasy dan duduk tahiyat akhir. Jika berdiri tegakkan badan betul-betul dan jangan menyandar / bersandar.

5) Sepanjang berdoa, banyakkan memuji kebesaran Allah dan menyebut nama-nama Allah yang lain yang bersesuaian dengan keperluan doa kita pada masa itu. Contohnya jika berdoa mohon dipermudahkan rezeki, sebutlah nama Allah Ar-razaq dan disusuli juga dengan bersalawat Nabi SAW

6) Berdoalah bersungguh-sungguh dari hati. Gunalah bahasa yg dapat difahami kerana Allah maha pengasih dan sangat memahami dan mendengar segala bicara tulus hamba-hambanya

7) Ajarkanlah adab berdoa kepada seluruh ahli keluarga sedari usia kecil kerana insya allah ia akan dapat membentuk peribadi baik dalam kehidupan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan